Jurnal No. 17: Bab 58.9 - Pintu Langit


Di ujung horizon, di perbatasan antara yang nyata dan sublim, di ujung sisi lain kumpulan awan yang bergerak bagai segerombol domba raksasa tanpa pengembala dan irama yang keluar darinya bagai suara gesekan pepohonan kebun eden, terdapat pintu bercat hitam yang tersusun dari rangkaian kayu ilahi, yang dari lubang kuncinya terdengar gema-gema memanggil, yang setiap seribu tahun sekali dari sana keluar sesosok makhluk bermata tiga bertangan empat bersayap putih bersih berkulit biasa saja. Dalam kitab-kitab leluhur seperti Necronomicon atau Dandarion atau Al-Akhbaru An-Nujumiyah atau salah satu kitab Arab-Melayu yang ditemukan di pedalaman Brunei Darussalam, dikatakan setelah makhluk itu keluar, ia akan terbang ke sana-ke mari di atas realitas manusia, di atas awang-awang kerajaan monera protista fungi plantae animalia; beberapa lainnya mengatakan ia akan bersemedi di setiap ketidaksadaran makhluk bumi, melihat rantai sejarah yang telah terlewati selama ribuan bahkan triliunan tahun; dan yang paling benar terjadi adalah dirinya memasuki hati-hati manusia untuk lagi menertawakan setiap kekonyolan keseriusan kehakikatan yang mereka ciptakan interpretasikan pahami selama beberapa puluh sampai ratus tahun hidup, betapa mereka membuang-buang waktu makhluk itu akan berkata. Selama berziarah ke tiap dunia tiap generasi ia akan mengambil oleh-oleh atau barang yang mudah diingat untuk dibawanya kembali ke alamnya yang tak pernah diketahui di mana kapan bagaimana apa wujudnya dan siapa saja yang hidup bersamanya atau telah meninggalkannya atau yang mewujudkannya menjadi ada, dan pada suatu waktu—dan karena satu waktu itu lah catatan ini terbukti kebenarannya—setelah manusia mengenal dan mempelajari putaran waktu yang begitu bohong dan palsu di konsepsi makhluk itu, sang makhluk bermata tiga bertangan empat bersayap putih bersih berkulit biasa saja membawa pulang sebuah karpet terbang milik salah seorang pelaut yang sedang berlabuh dengan awaknya mencari paus putih penelan salah seorang nabi; satu waktu lainnya, dari salah seorang ahli nujum yang sedang memperhatikan pergerakan bintang dan temannya, seorang sufi dengan burung hantu yang bertengger di pundaknya, berhikayat bahwa makhluk itu membawa sebuah alat tiup raksasa yang kabarnya milik salah satu malaikat yang hendak mengakhiri kehidupan. Ketika hendak pulang sambil membawa oleh-olehnya, suara-suara dari lubang kunci pintu hitam itu akan menggema lebih keras lagi, membingungkan antara nada senang atau amarah atau kesedihan, saat membuka pintu itu dengan gagangnya yang berwarna emas, gema itu akan hilang, sang makhluk akan masuk ke sebuah ruang anti-waktu anti-ruang anti-batas, menutup diri atau mengelilingi dunia lainnya, dan menghilang selama seribu tahun ke depan.

Comments