Perjalanan Seorang Bayi ke Ruang-Ruang Terjauh Alam Semesta


Prolog

dari dalam dirinya adalah sebuah data

atau bidadari surga yang berkata

bahwa dirinya itu tidak begitu ada

apalagi dipinta untuk berlari

ke sebuah altar yang selalu menanti

ia hanya bisa lesu mati

di bawah kolong ranjang

yang habis terbakar kobaran

lalu lenyap dalam puja-puji kesedihan

 

I. Tubuh Penghancur Almari

ia tak lagi tertidur pulas

cangkangnya telah menetas

membiarkan air langit tempias

dan tatapnya semakin naas

 

langit-langit kota semakin muram

perang musim dingin luluh lantah jiwa

peluru dan salju saling berterbangan

mencipta sayup-sayup nada dari neraka

 

ia keluar dari reruntuhan almari

menapaki banjir darah yang terbagi-bagi

perutnya lapar menuntut asi

yang tersedia tak lain hanyalah api

 

lalu ia merangkak ke sebuah perjamuan abadi di atas kompartemen lokomotif  penghambur asap, mengantarkannya ke sudut-sudut terpencil jiwa hidup yang sebentar lagi akan mati

 

II. Catatan Kematian Werner Heisenberg

adalah kelap-kelip malam

yang menjatuhkan sebuah kitab nujum

adalah jerat-jerit kelam

yang mengeluarkan lembaran hukum

 

ia menghadiri sebuah pemakaman

diguyur hujan tanah itu semalaman

peti di sana termasuk ketidakpastian

yang jika diturunkan,

akankah dalam sempit ia bisa bertahan

 

ia bakar seantero hutan

ia buka pintu belakang

ia berenang dalam kesendirian

ia terbang di awang-awang

ia buat matanya membutakan

ia makan sepiring kebohongan

akankah ihwal mati akan hilang

hanya berakhir pada ketidakpastian

lagi, dan lagi, tanpa batas ketentuan

 

ia merangkak lagi, masuk ke dalam kompartemen penyimpan barang, dan di sana, di samping sangkar seekor sauropoda yang kelaparan, di belakang tumpukan kitab nujum yang berantakan, ada peti-peti kematian, yang membungkus jasad-jasad penuh kesedihan, penuh kalang-kabut ketidakpastian, akankah ia mati dalam sebuah penghabisan?

 

III. Membangun Langit dalam Perut Sapi

saat lokomotif itu mengantar mereka

ke sebuah lahan wisata,

di mana pohon ilahiah berada,

seorang pedagang pulsa masyhur bilang,

pagi buta tadi istrinya telah melahirkan,

ia ikut senang,

karena pagi buta tadi,

yang ia tatap adalah awan magellan

sebuah keberuntungan?

sekadar kemungkinan

tak pasti dan tak meyakinkan

tapi mereka akan menghidupkan

memberi makan dan menidurkan

mengajaknya diam atau jalan-jalan

lalu kelelahan

mengeluh dalam khayal dan mimpi

berharap kereta bisa cepat berhenti

 

lalu dirinya turun,

merangkak,

masih lapar menuntut asi,

yang tersedia hanyalah swalayan

dari dalam terdengar élégiaque rachaminoff

juga rintihan manusia yang memekak

saling rebut saling ribut

tarik-menarik produk susu bayi

dan elektronik

dan mobil-mobilan

dan sabun cair

dan ginjal

dan mata

dan kebahagiaan

masih terdengar mereka merintih

sampai tengah malam menutup mata

ia mencari menuntut asi

yang tersedia tak lebih dari peradaban

 

Epilog

ia tak bisa merangkak lebih jauh

di perpustakaan babel khayali ia terjatuh

menangis menjerit penuh keluh

basah kuyup oleh lautan peluh

 

sebentar lagi ia mati,

dan menjadi bagian dari data

sebentar lagi ia kembali,

menuju akhir berisikan tara

 

lokomotif tua itu meninggalkannya

karena terlalu lama bersua

terlalu lama mengingat

kepada seseorang yang telah lumat

karena waktu terus membentur

bersiap menggali kubur

 

tak lama akhirnya ia mati,

dalam penantiannya yang tidak abadi


Comments

Post a Comment

Popular Posts