Bantal dan Bantal dan Bantal



Saat bantal-bantal berterbangan di kepalamu dan membiarkanmu memasuki dirinya kau akan sadar bahwa lumba-lumba tak lebih dari kita yang berpikir tinggi untuk menjadi burung yang bisa berterbangan dengan bantal-bantal itu di kepalamu yang riuh akan sekerumunan kucing dan ayah dan adik dan nenek dan ibu dan kakek juga kesemua hal yang ada di sebuah ruang di telapak kakimu yang bersih dari bara api di ujung jemari bebek dan angsa dan kerbau di atas kasur tempat dirimu terlentang tanpa sayap yang biasa kau ajak berenang bersama para paus dan dugong serta para ikan tuna yang berdansa indah dengan The Blue Danube di atas lantai dansa dalam mata-mata indah para manusia yang terdampar di penghujung dunia yang retak tersentil para bocah yang sedang bermain kelereng dan petak umpet juga saling berlari mengejar ketiadaan yang akut di luar cincin Saturnus di dalam loker lemari di mana engkau bersembunyi dan kutemukan dirimu yang sedang menangis dan bersedih karena beruang-beruang yang menyalahkanmu karena kau makan sup mereka yang lezat dan tertidur di atas salah satu kasur mereka dengan bantal-bantal yang berterbangan di kepalamu yang bukan kepalaku yang benar-benar meledak dalam kepalaku dan kepalaku meledak dalam kepalamu dan itu bukan masalah besar karena dirimu ada dan juga tiada di atas bebatuan pemakaman bersama gagak-gagak yang bulunya memutih karena kematian tak selamanya buruk dan tak selamanya baik dan kulihat dirimu di sana di pengujung dunia yang retak tersentil seorang guru yang menghukum muridnya karena tak mengerjakan pekerjaan rumah dan gudang dan pasar dan perekonomian dunia dan kematian-kematian yang terjadi di setiap peperangan yang telah terjadi di bumi tua dan masih tetap sehat dan bernapas dan hidup dan terbebani atas tembok-tembok yang tetap menjadi tembok-tembok yang akan berbunga di kemudian hari Minggu sampai Senin akan terus datang dan mendatangi lagi dan lagi dan seterusnya hingga akhirnya yang berujung hanyalah kekosongan yang berisi segelas air mineral dan lampu bohlam di setiap kamar mandi umum yang penuh antri dan uang dan sekelebat air yang membuncah di wajahmu dan wajahnya dan wajah setiap orang tak peduli apa-apa yang keluar dan masuk dari dan ke tubuh mereka dan kita dan dirimu dan diriku ini yang tak lebih seperti lumba-lumba yang ingin terbang bersama komputer-komputer dan jaringan wifi dalam jaringan yang tak berjejaring yang berteman yang tidak berteman dan di sanalah kamu akan menemukan sesuatu yang akan kau ingat dan mudah terlupakan namun bisa diingat kembali seperti buku-buku yang pernah terbakar di dalam matamu di dalam matahari-matahari yang tenggelam tersedak air laut yang asin dan manis dari buah ceri di atas kue ulang tahunmu yang kuhancurkan dalam sebuah sistem yang terus berputar seperti seekor ular yang memakan buntutnya.

Comments

Popular Posts