Senggukan Cinta

Seorang alim ulama itu tersedu di dalam malam yang mengantarkannya pada detak jantung jam dinding yang bergedup menyesuaikan aliran darahnya. Permata-permata jatuh dari kedua cakrawala penglihatannya yang sayup dan sendu karena berbagai kitab dan perjalanan telah diingatnya dalam nirwana jernih nan berkilauan. Ia bersimpuh, menengadahkan kedua telapaknya yang keriput, lalu mulai bercakap kembali dalam senggukannya, “Wahai Sang Maha Cinta dan Sang Maha Dicintai, berikanlah aku petunjuk bagaimana mencintaimu-Mu tanpa takut dengan gejolak neraka dan mengejar kemilau surga.”